MAKALAH
KAB. MAJALENGKA KOTA ANGIN
NAMA
: TEGUH PURNOMO
NIM
: 10811006
KELAS:
11 TK 5
JURUSAN
TEKNIK KOMPUTER
FAKULTAS
TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS
KOMPUTER INDONESIA
2011
Majalengka
merupakan salah satu kabupaten yang berada di wilayah Provinsi Jawa Barat
Negara Indonesia yang terkenal sebagai kabupaten berangin dan tentu saja Majalengka
pun mempunyai tempat pariwisata dan kesenian sendiri, untuk itulah ijinkan saya selaku penulis akan membahas mengenai Majalengka sebagai kota
angin dan tentunya tempat-tempat wisata dan
kesenian yang berada di kabupaten Majalengka.
Sebelum membahas lebih lanjut, marilah kita panjatkan
puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa atas rahmat dan limpahan berkatNya
saya selaku penulis dapat menyusun makalah ini dalam rangka memenuhi tugas
komputer dasar. Semoga menjadi wawasan bagi pembaca karena saya akan mengupas
tentang tempat-tempat pariwisata dan kesenian yang berada di kabupaten
Majalengka.
Apabila ada kesalahan dalam penyampaian materi, dengan
segenap hati penulis minta maaf dan tentunya kritik saran sangat terbuka bagi
khalayak untuk menjadikan makalah ini lebih baik lagi.
Bandung, November 2011
Penulis
PENDAHULUAN
Kabupaten
Majalengka, adalah sebuah kabupaten
di Provinsi
Jawa Barat..
Kabupaten majalengka ini berbatasan dengan Kabupaten Cirebon di sebelah timur
,Kabupaten Indramayu di sebelah Utara ,Kabupaten Kuningan di sebelah selatan
,dan Kabupaten Sumedang di sebelah barat .Kab.Majalengka sering di kenal
sebagai kota angin karena angin nya yang begitu besar.
BAB II
PEMBAHASAN
1.Majalengka Sebagai Kota Angin
Dalam beberapa hari terakhir suhu udara panas mencapai
33 serajat celcius dan angin bertiup kencang hingga mencapai antara 30 knot
terjadi di wilayah Majalengka, meski demikian Badan Metereologi dan Geofisika
di Jatiwangi tidak mencatat kemungkinan adanya udara ekstrim atau elnino.
Angin musim kemarau dan udara panas yang menjadi ciri khas Majalengka
sehingga Majalengka dijuluki sebagai kota angin kini kembali muncul setelah
sekitar beberapa tahun terakhir sempat menghilang. Angin yang datang menderu
ini menyulitkan para pengedara sepeda motor ataupun pejalan kaki yang tidak
bisa bebas melenggang karena sapuan angin yang kencang. Pengendara sepeda motor
yang tengah melaju akan sangat terganggu dengan kencangnya angin ini sehingga
akan terasa goyang, terlebih bagi yang menjalankan kendarananya dengan
kecepatan tinggi.
Namun demikian para petani buah malah bersyukur karena
kembalinya angin Majalengka ini ditengarai bakal menyuburkan kembali produksi
mangga yang menjadi potensi Kabupaten Majalengka sebagai penghasil mangga di
Jawa Barat. Karena dengan kencangnya tiupan angin ini pembuahan akan sangat
baik.
“Angin semenjak bulan puasa kembali datang dengan kencang, angin seperti
ini memang kurang mengenakan bagi tubuh karena akan terasa dingin, namun untuk
penyerbukan mangga cukup bagus sehingga petani mangga yang beberapa tahun
terakhir merugi kini diprediksi akan untung karena bunga akan tumbuh sengan
bagus,” ungkap Agus petani mangga.
Menurut keterangan prtugasBMG dari Jatiwangi Tohara, angin tersebut bertiup
dari arah Selatan ke Utara, dipastikan angin bukan berasal dari wilayah gunung
melainkan dari arah Selatan. Tidak ada pusaran angin yang bakal mengancam
terjadinya angina puting beliung apalagi terjadi tornado, karena kondisi angin
tetap bertiup normal.
“Suhu udara sementara ini masih batas normal hanya
mencapai 33 derajat celcius, itupun suhu tertinggi yang terjadi sementara ini
di Majalengka serta Jatiwangi. Suhu udara tertinggi untuk wilayah Kabupaten
Majalengka biasanya terjadi di daerah Jatiwangi, namun demikian untuk saat ini
masih diambang batas normal,” ungkap Tohara.
Menurutnya, sebelum tahun 2000 suhu udara untuk wilayah Majalengka sempat
dikisaran 38 derajat celcius, ketika itu cuaca benar-benar ekstrim
kelembabanpun sangat rendah, akibatnya banyak sumur-sumur penduduk yang
mengalami kekeringan. Akibatnya wargapun kesulitan air bersih.
2.Kesenian
Khas Majalengka
Sebagian besar masyarakat
di wilayah Kabupaten Majalengka ini sangat menghormati dan melestarikan
kesenian-kesenian yang tentunya sudah di ajarkan secara turun-temurun oleh para
pendahulunya dan mereka pun dengan sengaja menurunkan ilmu-ilmu nya pada para
penerusnya.
Berikut
ini merupakan kesenian-kesenian yang berada di wilayah Ka.Majalengka :
1.Tarian Sampyong
Gambar 1.1 Tarian Sampyong
|
Pada tahun
1960 di daera Cibodas Kecamatan Majalengka tumbuh sebuah permainan rakyat yang
dikenal dengan ujungan. Permainan ini merupakan permainan adu
ketangkassan dan kekuatan memukul dan dipukul dengan mengunakan alat yang
terbuat dari kayu atau rotan berukuran 60 cm. Pemain terdiri atas dua orang
yang saling berhadapan, baik laki-laki maupun perempuan, dipimpin oleh seorang
wasit yang disebut malandang. Kedua pemain menggunakan teregos,
yaitu tutup kepala yang terbuat dari kain yang diisi dengan bahan-bahan empuk
sebagai pelindung kepala. Tutup kepala demikian dikenal pula dengan sebutan balakutal.
Sasaran pukulan pada permainan ujungan tidak terbatas, dari ujung kepala hingga
ujung kaki tanpa di tangkis. Seorang pemain dapat memukul lawanya sebanyak-banyaknya,
atau bahkan dipukul sebanyak-banyaknya, hingga salah seorang diantaranya
dinyatakan kalah karena tidak lagi kuat manehan rasa sakit akibat pukulan.
Pada deskripsi profil ini, ujungan
tidak dikatagorikan seni bela diri, karena seorang pemain tidak melakukan jurus
tangkisan. Walupun demikian, permainan ini tetap dianggap sebagai sebuah karya
seni karena didalamnya terdapat unsur-unsur kesenian, misalnya seperangkat
gamelan pencak silat yang ditabuh sepanjang permainan ujungan dilaksanakan.
Adegan ibing pencak silat yang manis. Pukulan ditandai dengan seruan sang
maladang : “ Biluuk! “, disusul kemudian dengan pukulan kearah yang
diinginkan.
Karena sifat permainan yang terlalu bebas, maka
permainan ini dianggap terlalu berbahaya dan tidak banyak orang yang sanggup
memainkannya. Beberpa orang tokoh ujungan mencoba membuat
penyempurnaan-penyempurnaan, dengan cara menyederhanakan aturan permainan.
Setidaknya terdapat tiga butir aturan esensial yang terdapat pada aturan
permainan yang baru, yaitu :
- Seorang pemain hanya diperkenankan memukul sebanyak 3 (tiga) kali pukulan; dan
- Sasaran pukulan hanya sebatas betis bagian belakang, tidak lebih dari itu.
- Pemain dapat bermain pada kelas yang ditentukan menurut usia, misalnya golongtan tua, menengah, pemuda, dan anak-anak.
2.Kecapian
Gambar 2.1 Kecapian
|
Kecapapian
merupakan bentuk kesenian yang menggunakan kecapi sebagaiwaditra utama. Di
Majalengka tumbuh berbagai ragam bentuk bentuk seni kecapian, antara lain
Kecapi Suling, Kecapi Cemplungan, Kecapi Jejaka Sunda, Kecapi Pantun, dan
Kecapi Kalaborasi. Berikut disajikan deskripsi tentang keenam ragam seni
kecapian tersebut.
3.Tari
Topeng
Gambar 3.1 Tari Topeng
Klasik
|
Tari topeng klasik berkembang di
Desa Randegan Kecamatan Jatitujuh. Ini merupakan kelompok seni tradisional yang
didirikan tahun 1952 sebagai kelanjutan dari tradisi di Desa Beber. Pendirinya
adalah Ema Nayem, kemudian diwariskan kepada H. Warniti, Suanda, Tasminah, dan
Suhadi hingga sekarang. Menurut Suhadi Tari Topeng Klasik yang dipimpinnya
pernah tampil hingga ke wilayah Cirebon dan Kuningan.
Penyajian Tari Topeng Klasik
didukung oleh pangrawit, (pemusik), penari dan lawak berbusana khas tradisional
Cirebon. Busana yang dipakai oleh pangrawit yaitu jas tutup, bendo dan
selancar. Sedangkan pemeran wanita berupa apok, soder dan sontog. Kesenian ini
dilengkapi dengan Iayar, dekorasi panggung khas Cirebon.
4.Kuda
Renggong
Gambar 4.1 Kuda Renggong
|
Kuda renggong
tumbuh dan berkembang di Kabupaten Majalengka sejak tahun 1950-an. yaitu sebuah
seni pertunjukan rakyat yang bersifat helaran dan pada awalnya disiapkan melayani
pesta sunat. Penampilannya kemudian bukan hanya untuk pesta sunat,-namun
dipersiapkan juga untuk acara lain, seperti upacara hari besar, festival,
menyambut tamu, dll.
Perkembangan kesenian kuda renggong
berkembang pesat dan tersebar hampir di semua kecamatan. Dengan tidak menafikan
makna spiritual yang dikandungnya, kuda renggong di Majalengka menjadi fenomena
hiburan yang digemari oleh semua lapisan mas.yarakat. Studio Radio Indraswara
Majalengka bahkan membuat mementum yang bagus, yakni dengan membuat jadwal
festival Kuda Renggong setiap tahun sekali. Pada saat festival inilah
masyarakatmendapat kesempatan mengapresiasi kesenian kuda renggong, sekaligus
memahami makna yang dikandungnya. Arthur Nalan (2003) menyebutkan bahwa
"makna simbolis kuda renggong adalah makna spiritual, makna interaksi
makhluk Tuhan, bermakna spiritual, teatrikal dan makna universal.
Hingga saat ini, tercatat ada 50
group kesenian kuda renggong di Majalengka. Indraswara penyelenggara festival
kuda renggong paling sedikit mengundang sedikitnya 15 group kuda renggong.
untuk tampil pada acara festival tahunan yang secara resmi dibuka oleh Bupati
Majalengka.
3.Tempat Wisata yang berada di wilayah Kab.Majalengka
Sebagai salah satu Kabupaten, Majalengka pun memiliki banyak sekali tempat-tempat wisata yang tersebar di setiap di berbagai wilayah yang termasuk kedalam wilayah Kabupaten Majalengka.
Berikut ini adalah beberapa tempat wisata yang menarik dan hanya terdapat di Kabupaten Majalengka saja :
Objek dan daya tarik wisata
ini terletek di Desa Cikondang Kecamatan Cingambul yang memiliki jarak +39
km dari pusat kota Majalengka. Objek wisata ini pada umumnya sering di kunjungi
oleh para pelajar yang datang pada waktu libur. Objek wisata Air Terjun Cibali
ini belum terkelola dengan baik. Untuk akses menuju lokasi tersebut kurang baik
dan angkutan umum yang menuju ke tempat wisata ini belum ada. Sedangkan
fasilitas di objek wisata ini belum dibangun.
2. Air Terjun
Cilutung
Terletak di Desa Campaga
Kecamatan Talaga dengan jarak tempuh +28 Km dari pusat Kota
Majalengka. Objek Wisata ini memiliki potensi yang sangat baik untuk
dikembangkan, namun lokasi ini belum terkelola dengan baik. Akses menuju lokasi
tersebut sudah cukup baik tetapi belum adanya angkutan umum untuk menuju lokasi
tersebut. Oleh karena itu, objek wisata ini memerlukan perhatian yang lebih
dalam menangani potensi pariwisata yang ada di Desa Talaga Kulon, sehingga Air
Terjun Cilutung dapat dikembangkan menjadi objek wisata yang dapat menarik
minat pengunjung.
3. Situ Sangiang
(Makam Sunan Parung)
Situ Sangiang terletak di
Desa Sangiang, Kecamatan Banjaran yang didirikan pada tahun 1998, dimana jarak
yang harus di tempuh untuk menuju obyek wisata ini yaitu +27 km dari
pusat kota Majalengka. Luas keseluruhan objek wisata ini yaitu +107 Ha,
sedangkan untuk luas Situ Sangiang yaitu +19,7 Ha. Objek wisata ini
dikelola oleh TNGC (Taman Nasional Gunung Ciremai) dan KOMPEPAR (kelompok
penggerak pariwisata). Objek wisata Situ Sangiang memiiki panorama yang indah
dengan hamparan situ/danau, dalam Situ Sangiang hidup ikan mas dan ikan lele
yang menurut masyarakat setempat dipercaya sebagai penjelmaan prajurit Talaga
Manggung. Selain situ di tempat ini terdapat makam kramat Sunan Parung yang
menjadi tujuan utama para pengunjung untuk berziarah. Sambil menikmati
keindahan panorama Situ Sangiang, pengunjung dapat berkeliling menggunakan
jalan setapak melihat pepohonan yang berumur ratusan tahun dan satwa liar
seperti kera dan lutung.
Akses menuju objek wisata ini cukup baik, jalan menuju objek wisata,
dari arah wates sudah cukup baik dengan konstruksi aspal, kondisinya lebar
cukup untuk mobil dua arah tetapi seterusnya kondisi jalan yang rusak dan tidak
adanya angkutan umum yang menuju kesana, melainkan hanya mobil bak terbuka atau
ojek dan kurangnya pasokan air bersih. Rata-rata pengunjung ke objek ini yaitu +800
– 1000 pengunjung/bulan (80% wisata ziarah dan 20% wisata ke situ). Pada tahun
2007 jumlah pengunjung yaitu 8.387 pengunjung sedangkan pada tahun 2005 jumlah
kunjungan ke objek wisata ini yaitu 20.600 pengunjung, dengan harga tiket masuk
Rp.3000/orang. Sedangkan fasilitas yang terdapat objek wisata tersebut yaitu
loket karcis, toilet, parkir, dan tempat istirahat.
g. Situ Janawi
Terletak di Desa Teja, Kecamatan Rajagaluh, dengan jarak tempuh +25
km dari pusat Kota Majalengka. Situ ini memiliki luas sebesar +1 Ha yang
sampai saat ini masih dikelola oleh Madrasah Diniyah Awaliah. Situ ini memiliki
keunikan, dimana adanya daratan kecil ditengah situ dan adanya sumber mata air
yang konon katanya dapat menyembuhkan penyakit.
Akses menuju situ ini sudah cukup baik dengan kondisi jalan yang
sudah diaspal, tetapi tidak adanya sarana trasnportasi berupa angkutan umum
yang menuju ke objek wisata tersebut dengan fasilitas yag masih kurang
mendukung. Rata-rata jumlah pengunjung pada event tertentu (lebaran) mencapai +150
pengunjung dengan tiket masuk sebesar Rp. 5.000,-/orang.
4. Talaga Herang
dan Talaga Loa
Objek wisata ini terletak
di Kecamatan Sindangwangi yang didirikan pada tahun 1999. Objek wisata ini
berjarak +23 km dari pusat Kota Majalengka, dimana objek ini dikelola
oleh Desa atau KOMPEPAR yang memiliki luas +3 Ha dengan jumlah karyawan
sebanyak 10 orang. Objek ini masih bersifat alami dengan mononjolkan daya tarik
air talaga yang sangat bening dan adanya mata air yang keluar dari perut bumi
ditengah talaga sehingga pengunjung dapat melihat sampai ke dasar talaga.
Selain itu objek wisata ini menawarkan koleksi berbagai jenis ikan yang
terdapat di talaga, pengunjung dapat menikmati keindahan talaga dengan
menggunakan becak air atau perahu kecil.
5. Situ Cipanten
Gambar 5.1 Situ Cipanten
|
Situ Cipanten terletak di
Desa Gunung Kuning, Kecamatan Sindang. Situ ini memiliki luas +1 Ha yang
diresmikan pada tahun 1973 yang merupakan Proyek Insentif IPD yang dikelola
oleh Desa atau KOMPEPAR. Jarak dari pusat kota menuju objek wisata ini +15
km. Situ ini memiliki 3 manfaat, diantaranya untuk pengairan, perikanan, dan
pariwisata. Daya tampung situ ini yaitu 30.000 m3, dimana air yang
mengalir dari situ ini sebesar 0.350 l/d dengan areal yang dialiri mencapai 600
Ha. Selain itu objek ini menyediakan pemandangan situ yang cukup menawan,
pengunjung dapat menikmati kesejukan udara di lokasi tersebut sambil menikmati
pemandangan situ yang tenang.
5.Rupa-rupa
- Makanan khas Majalengka adalah ayam bakar taliwang, es awan putih, sangkur
- Pada tahun 1990-an Majalengka mendefinisikan dirinya sebagai Kota ibadah. Ibadah merupakan kependekan dari-kalau tidaksalah-iman, bersih, aman, damai, dan hijau. Waktu itu jalan utama yang membelah kota Majalengka masih bernama Jalan RA Siti Hartinah (alias Ibu Tin Suharto)
- Majalengka juga dikenal sebagai Kota Pensiunan. Ini disebabkan karena, konon, di Majalengka banyak bermukim generasi sepuh yang tetirah menikmati masa tuanya. Belum pernah ada yang mengungkap bagaimana kebenaran julukan ini.
- Yang lebih akrab di benak masyarakat justru julukan Majalengka Kota Angin. Tak musim hujan, tak kemarau, hembusan anginnya selalu khas Majalengka. Apakah ini karena pengaruh letak geografisnya yang dekat Gunung Ciremai. Entahlah. Klaim inipun belum pernah ada pembuktian ilmiahnya (tidak seperti Bogor Kota Hujan, misalnya).
- Pabrik gula di Kadipaten (sekarang sudah tidak beroprasi)
BAB III
PENUTUP
Demikianlah
sebagaimana mestinya kita ketahui seluk-beluk mengenai kabupaten Majalengka,
semoga makalah ini bermanfaat dan menjadikan pengetahuan sekaligus membuat kita
tahu bahwa banyak hal yang dapat digali pada daerah-daerah tertentu, sehingga
tenggang rasa bagi kita untuk melestarikannya. Diharapkan pola pikir kita terus
berkembang selaras dengan Nasionalisme sehingga Indonesia akan menjadi negeri
yang kaya akan sumber daya.
Akhir
kata penulis mengucapkan terima kasih kepada Pa Hidayat yang telah memberi
kesempatan bagi saya untuk menyelesaikan makalah ini.
Salam
sukses.
DAFTAR PUSTAKA
·
H.M. Su’yb, J. (1983). “Budaya Kaidah
Kewarganegaraan”. Jakarta: Al-Husna Zikra.
·
Goleman, Daniel. (2000). “Kecerdasan
Emosional”. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.
·
Dryden, Gordon & Jeannete Vos.
(2001). “Revolusi Pembelajaran”. Bandung: Kaifa.
·
Ali, H. (1987). “Filsafat Kebudayaan”.
Yogyakarta:Kota Kembang.
·
Hartanto, J.S Koencoro, dam S.Seputro,
A.M. (2004). “ABC Indonesia Cinta Budaya”. Surabaya; Indah.
_________.(2004).
Panduan. Yogyakarta
·
http://majalengka.wordpress.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar